Sabtu, 11 Februari 2017

Coto Makassar Buat Badan Gemuk



                Soto merupakan salah satu masakan khas Indonesia yang sangat banyak variasinya. Variasi tersebut antara lain ditentukan oleh bahan baku utama, bahan pelengkap, cara pembuatan, cara penyajian, serta daerah asal. Variasi tersebut tentu sangat menguntungkan karena memberikan banyak pilihan dan memperkaya khazanah seni kuliner Indonesia.
                Berdasarkan bahan baku utamanya, makanan penggemuk badan ini dapat dibedakan atas soto daging, soto ayam, dan soto babat. Di masyarakat mjuga dikenal istilah “soto campur”, yaitu campuran antara daging dan jeroan (babat, usus, limpa, paru, dan hati). Selain daging dan jeroan, di dalam soto juga terdapat komponen lain, seperti: soun atau bihun, telur rebus, kol, lobak, taoge, wortel, tomat, dan sayuran lainnya. Berdasarkan jenis kuahnya, soto dapat dibedakan menjadi soto bersantan (encer atau kental) dan tidak bersantan (menggunakan air atau kaldu rebusan daging).
                Soto juga dapat dibedakan berdasarkan nama daerah yang dipercaya sebagai tempat asal-muasal atau tempat dikembangkannya jenis soto tersebut. Contoh soto yang mengusung nama-nama daerah adalah : soto aceh, soto medan, soto padang, soto bertawi, soto bandung, soto lamongan, soto Lombok, soto banyumas, soto Madura, soto kedu, soto pemalang, soto tegal, soto kudus, soto pekalongan, soto sukaraja, dan lain-lain.
                Coto Makassar atau juga disebut coto mangkasara merupakan makanan tradisional, yang bisa menaikkan berat badan, yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Meskipun makanan ini pada awalnya merupakan makanan rakyat biasa, namun dewasa ini coto Makassar sering disajikan pada berbagai acara bergengsi, karena dianggap mempunyai nilai budaya yang tinggi. Secara tradisional, coto Makassar dibuat dengan cara yang unik. Di masa lalu, coto Makassar dimasak dengan menggunakan kuali tanah, yang oleh masyarakat setempat disebut korong butta atau uring butta. Sebagai bumbunya digunakan rampah patang pulo (bermacam-macam rempah).
Asal Muasal Coto
          Arus perdagangan tabg terpusat di Somba Opu pada tahun 1538 dan berjayanya Bandar Makassar sejak tahun 1556, ternyata sangat berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat setempat. Salah satu contoh pengaruhnya adalah terhadap pola dan seni ketatabogaan, seperti yang terlihat pada coto Makassar. Penggunaan sambal taoco pada penyajian coto Makassar merupakan bagian dari seni kuliner China yang telah merasuk ke budaya makan Makassar.
                Dalam seni kuliner modern, coto Makassar dimasukkan ke dalam golongan  hidangan sup. Selintas, coto Makassar memang memiliki kesamaan dengan sup di Eropa, yang dalam sejarahnya juga berasal dari kalangan rakyat biasa. Konon di Eropa, para pengawal dan mereka yang begadang, biasanya mengonsumsi sup sebagai pengganjal perut di pagi hari, agar semua aktivitasnya pada hari tersebut berlangsung dengan baik. Bila di Eropa sup umumnya dimakan bersama-sama dengan roti, maka di Makassar coto biasanya dimakan bersama-sama dengan ketupat atau buras.
                Para pelaut asal Makassar selanjutnya membawa budaya konsumsi coto tersebut ke beberapa daerah tujuan pelayaran mereka, seperti Pulau Jawa dan Kalimantan. Itulah sebabnya, tidak mengherankan bila di Jawa dan Kalimantan juga terdapat hidangan yang mirip dengan coto Makassar, seperti: soto babat di Madura, soto tegal dan soto betawi. Ketiga jenis soto tersebut menggunakan bahan dasar yang hampir sama dengan coto makassar, tetapi sudah mengalami modifikasi disesuaikan dengan selera masyarakat setempat.
                Komponen terbesar dari semangkuk coto adalah berupa air (kuah) yang mencapai 83-86 persen. Sisanya terdiri dari: protein, lemak, karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, tembaga, seng), serta vitamin (B1, B2, dan niasin). Tentu kandungan tersebut cara cepat buat gemuk.

Waspadai Penggunaan Jeroan
                Bagi mereka yang terbiasa mengonsumsi coto Makassar, maka coto akan terasa tidak lengkap tanpa kehadiran daging sapi dan jeroan di dalamnya. Kehadiran daging sapi dan jeroan memang membuat coto menjadi terasa lebih nikmat.  Namun, di balik kenikmatan itu, ada zat-zat tertentu dari jeroan yang perlu diwaspadai.
                Jeroan sapi mengandung kolesterol dalam jumlah yang cukup besar. Kandungan kolesterol per 100 gram jeroan sapi adalah sekitar 3.800 mg. Konsumsi jeroan yang tidak dibatasi tentu dapat memicu kenaikan kolesterol di dalam darah. Kondisi tersebut pada akhirnya dapat memicu munculnya berbagai macam penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, dan hipertensi.
                Selain mengandung kolesterol yang cukup tinggi, jeroan sapi juga mengandung purin yang tergolong tinggi, yaitu berkisar 150-1000 mg/100 kg. Kandungan purin (mg per 100 gram) beberapa bagian daging sapi adalah : usus 854, babat 470, paru 398, dan daging sapi 385. Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Konsumsi purin yang berlebihan dalam jangka waktu lama, akan meningkatkan kadar asam urat di dalam darah. Kadar asam urat yang berlebihan di dalam darah menyebabkan terbentuknya Kristal-kristal monosodium urat. Menumpuknya Kristal asam urat tersebut dapat memicu munculnya penyakit gout, yang ditandai oleh timbulnya rasa sakit, bengkak, merah, dan panas pada persendian, terutama persendian kaki.
                Konsumsi makanan sehari-hari umumnya mengandung 600-1000 mg purin. Apabila telah menderita asam urat akut, disarankan kandungan purin dalam menu sehari-hari adalah 100-150 mg. Bila kadar asam urat penderita lebih dari ukuran normal (di atas 7 mg/dl), dianjurkan menghindari jeroan. Bahkan jika kadar asam urat penderita melebihi 10 mg/dl, dibarengi dengan pembengkakan sendi, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung purin sama sekali, termasuk daging-dagingan.
Pentingnya Bumbu
          Ciri utama coto adalah berkuah dengan aroma yang sangat harum, dagingnya bertekstur empuk, serta rasanya yang sangat lezat. Ketiga cirri tersebut menyebabkan coto dipilih sebagai makanan favorit oleh berbagai lapisan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Coto tidak hanya digemari oleh masyarakat Makassar, tetapi juga oleh masyarakat lain di seluruh nusantara.
                Godaan kuah coto dengan aroma kaldu dan bumbu yang nikmat, membuat kita tidak dapat menahan diri untuk tidak segera menyeruputnya. Belum lagi, perasaan jeruk nipis yang menjadikan coto berasa asam, tetapi segar dan menggoda. Coto akan lebih terasa enak jika dimakan bersama dengan pernak-perniknya, seperti kerupuk, keripik, emping atau paru goreng yang renyah dan garing.
                Tidak dapat disangkal bahwa bumbu memegang peranan sangat penting dalam pembuatan coto. Bumbu dalam coto Makassar tidak sekadar sebagai penyedap masakan. Namun, juga kaya akan komponen fitokimia, yaitu suatu komponen yang mempunyai efek penting bagi kesehatan. Bawang merah dan ketumbar mengandung senyawa saponin dan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Selain itu, bawang putih mempunyai senyawa allisin yang juga berperan penting sebagai antioksidan.
                Antioksidan merupakan suatu komponen nongizi yang aktif melawan radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu komponen yang dapat menganggu metabolisme tubuh, sehingga akhirnya menimbulkan berbagai penyakit. Radikal bebas biasanya diperoleh dari zat-zat berbahaya yang ada dalam makanan. Dengan adanya bumbu yang mengandung antioksidan, maka bahaya radikal bebas dapat diminimalkan.
Tip untuk Kesehatan
                Coto terbuat dari bagian daging dan jeroan sapi. Bagian jeroan (babat, hati, usus, limpa, paru) mengandung lemak dan kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan bagian dagingnya. Tidak hanya itu, dibandingkan daging, maka jeroan juga mengandung purin (sumber asam urat) yang lebih banyak. Untuk alasan kesehatan, sebaiknya dalam pembuatan coto lebih banyak menggunakan bagian daging daripada jeroan.
                Konsumsi coto sebaiknya diimbangi dengan konsumsi sayuran yang banyak. Sayuran merupakan bahan pangan sumber vitamin, mineral, serat pangan, serta komponen boaktif lainnya, yang sangat besar manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Dengan alasan yang sama, konsumsi buah-buahan juga perlu ditingkatkan.Supaya tidak terkena kolesterol!
                Hal lain yang perlu diingat adalah sebaiknya tidak terlalu banyak menggunakan air dalam memasak coto, untuk mengurangi kelarutan dan kehilangan berbagai vitamin dan mineral. Pada saat mengonsumsi coto, jangan lupa menghabiskan bagian kuahnya. Bagian kuah dari coto banyak mengandung vitamin, mineral, asam amino, dan zat-zat gizi lain yang berlarut pada proses pemasakan. Akan tetapi, jika dalam pembuatan coto digunakan jeroan, maka pada bagian kuahnya akan terkandung banyak lemak. Dalam hal ini, kehati-hatian perlu dilakukan.
                Dalam pembuatan coto, sebaiknya dikurangi penggunaan garam dapur (NaCI) Garam dapur merupakan sumber ion natrium (Na) yang telah terbukti dapat menyebabkan terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi). Demikian juga halnya dengan pemakaian bumbu penyedap berupa MSG (monosodium glutamate), harus dibatasi MSG juga merupakan sumber natrium (sodium) yang potensial sebagai pemicu hipertensi. Rasa sedap pada coto dapat ditingkatkan melalui penggunaan aneka bumbu dan pemakaian kaldu (air rebusan daging).

Baca juga Penambah Berat Badan
Tabel Kandungan Gizi Per 100 Gram Coto Kuda dan Coto Sapi
Zat Gizi
Coto Kuda
Coto Sapi
Air (g)
83,5
85,9
Energi (kkal)
96
84
Protein (g)
6,8
6,0
Lemak (g)
5,9
6,0
Karbohidrat (g)
3,8
1,4
Kalsium (g)
11
8
Fosfor (g)
106
104
Besi (mg)
2,3
4,0
Natrium (mg)
96
90
Kalium (mg)
31
25
Tembaga (mg)
0,1
0,3
Seng (mg)
1,0
0,6
Vitamin B1 (mg)
0,23
0,16
Vitamin B2 (mg)
0,14
0,14
Niasin (mg)
4,2
10,3
Sumber : Karmini dkk (2001)
Tabel Kandungan Gizi Beberapa Jenis Jeroan per 100 g
Zat Gizi
Hati
Jantung
Ginjal
Babat
Lidah
Usus
Otak
Energi (kkal)
125
99
215
113
202
130
125
Protein (g)
17,9
16,5
18,2
17,6
15,7
14
10,4
Lemak (g)
3,9
3,6
13,2
4,
15
7,2
8,6
Karbohidrat (g)
3,4
-
6,2
-
0,4
1,5
0,8
Vitamin A (IU)
6,165
10
96
-
16
62
0
Vitamin B1 (mg)
9,2
0,5
0,2
0,1
0,1
0,1
0,2
Vitamin B12
22,9
10
25,7
-
5
-
0,2
Asam folat (mcg)
81,2
3,4
111
5,7
7,9
-
3,4
Kalsium (mg)
11
6
15
12
17
14
16
Besi (mg)
8,6
4
9,4
1
2,8
4
3,8
Seng (mg)
3,1
1,3
2,6
2
3,2
1,4
0,6
Magnesium (mg)
20
17
22
-
18
-
-
Fosfor
272
16
298
144
160
115
330
Kalium (mg)
228
220
258
90
270
15
125
Kolesterol (mg)
439
52
61
145
51
110
850
Sumber : dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar