Apa kaitannya rendang dengan herbal gemuk badan? Begini, kalau banyak makan protein, itu bisa sebagai penggemuk badan cepat.
Kemajemukan
masyarakat Indonesia, selain ditandai oleh beragamnya bahasa daerah dan adat
istiadat, juga oleh beragamnya masakan tradisional khas masing-masing daerah.
Hampir setiap daerah di Indonesia memilki makanan dengan ciri khas dan keunikan
tersendiri terutama dalam hal bahan baku, cara pengolahan, penyimpanan dan
penyajiannya.
Daging
sapi diolah menjadi berbagai masakan, baik yang bersifat tradisional (Seperti empal,
semur, sate, rawon, rending, abon, dendeng) maupun dalam bentuk olahan moderen
(seperti bistik, daging kornet, daging asap, sosis, bakso, dan lain-lain).
Salah satu produk pangan tradisional siap santap yang sangat popular di
Indonesia adalah rending.
Bila
anda berkunjung ke Restoran Padang, pasti anda akan melihat rendang. Tidak aneh
memang, sebab rendang merupakan kreasi budaya masak-masakan masyarakat
Minangkabau di Sumatera Barat. Selain
rendang, daerah Sumatera Barat juga sangat dikenal sebagai penghasil jenis
masakan lain, seperti gulai, kari, balado dan dadih.
Rendang
daging sapi dapat disimpan dengan waktu relative lama, yaitu selama tiga hari
pada suhu kamar (25-30 derajat
celsius) tanpa pemanasan ulang. Daya awet tersebut disebabkan oleh kemampuan
antimikroba, seperti Escherichia coli,
Staphylococcus typhimurium, dan Vibrio
choleare.
Rendang
dan Kalio
Rendang dibuat
dari bahan utama daging sapi yang dimasak bersaman dengan campuran
bumbu/rempah-rempah tertentu. Kombinasi tekstur daging yang empuk dengan cita
rasa dan gurih yang seimbang, membuat rendang sangat popular dan disukai oleh
hampir seluruh masyarakat Indonesia, dari anak-anak hingga usia lanjut.
Berdasarkan
lama pemasakan, produk rendang dapat dibedakan atas “rendang kering” dengan
lama pemasakan relative lebih lama dan “kalio” (rendang basah) dengan lama
pemasakan lebih singkat. Ciri kalio adalah sausnya masih agak encer dan
warnanya kuning kecoklatan, belum berwarna cokelat kehitaman seperti pada
rendang. Dengan kadar air relative lebih tinggi, maka masa simpan kalio lebih
singkat dibandingkan rendang.
Dengan
semakin populernya rendang, maka bumbu dan cara pengolahannya sering
dimodifikasi sesuai dengan tuntutan masyarakat setempat. Dengan demikian, tidak
heran kalau kita menjumpai rendang yang rasanya agak manis, agak asin, atau
terlalu pedas.
Kenapa
Rendang Awet?
Ciri
khas dari rendang adalah rasanya yang gurih, yang merupakan perpaduan rasa asin
, agak manis, dan pedas yang sangat serasi satu sama lain. Ciri khas lain yang
menonjol dari rendang adalah rasanya yang sangat spicy, akibat, pemakaian
beragam rempah-rempah. Rempah-rempah mengandung berbagai senyawa bioaktif yang
bersifat sebagai antibakteri, antikapang yang menyebabkan rendang memiliki daya
awet yang tinggi, yaitu sekitar tiga hari pada suhu kamar tanpa pemanasan ulang
atau Sembilan hari pada suhu refrigator (lemari pendingin).
Daya
tahan simpan rendang didukung oleh beberapa faktor. Faktor pertama karena
rendang memiliki kadar air sekitar 30-50 persen digolongkan sebagai makanan
semi basah (intermediate moisture foods)
yang sudah barang tentu memilki daya awet lebih lama dibandingkan makanan basah
lainnya. Faktor kedua karena adanya pemakaian bumbu dan rempah-rempah yang
berlebih, yaitu cabai merah, bawang putih, bawang merah. Ketumbar kunyit,
lengkuas, serai, jahe, kemiri, daun salam, daun kunyit, daun jeruk. Makanan penggemuk badan ini umumnya dibuat dengan menggunakan sedikit kemiri tetapi banyak
cabai, sedangkan pada rendang modifikasi terjadi sebaliknya.
Rempah-rempah
atau bumbu adalah sejenis tanaman atau sayuran beraroma, baik berupa rimpang,
daun, kulit pohon, buah, biji maupun bagian tanaman lainnya yang digunakan
untuk meningkatkan cita rasa yang enak dan gurih sehingga mampu membangkitkan
selera makan, serta sebagai bahan pengawet, yaitu bersifat sebagai antimikroba
dan antioksidan.
Antimikroba
Antimikroba
adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
aktivitas mikroba, khususnya mikroba perusak dan pembusuk makanan. Zat
antimikroba dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik
(menghambat pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik
(menghambat pertumbuhan kapang) ataupun germisidal (menghambat germinasi spora
bakteri).
Hasil-hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar komponen di dalam rempah-rempah
bersifat sebagai antimikroba sehingga dapat mengawetkan makanan. Komponen
rempah-rempah yang mempunyai aktivitas antimikroba terutama adalah bagian
minyak atsiri, misalnya minyak jahe, dan minyak daun salam yang bersifat
bakterisidal.
Ekstrak
bawang merah mempunyai efek bakterisidal terhadap Staphylococcus aureus dan
Shigella dysentriae.Bubuk jahe mempunyai efek bakterisidal terhadap Micrococcus varians, Leuconostoc sp dan Bacillus subtilis, serta bersifat
bakteristatik terhadap Pseudomonas sp
dan Enterobacter aerogenes. Ekstrak
bawang putih mentah juga mempunyai aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus sp, Proteus
vulgaris, Bacillus subtilis, Serratia marcescens dan Shigella dysentriae.
Antioksidan
Antioksidan
adalah senyawa kimia yang dapat menunda atau memperkecil laju reaksi oksidasi
pada bahan-bahan yang mudah teroksidasi, terutama pada bahan pangan atau produk
olahan yang berlemak dan mengandung asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan
tinggi (polyunsaturated fatty acids = PUFA).
Makanan berlemak atau berminyak tersebut mudah sekali mengalami kerusakan
disebabkan oleh auto-oksidasi selama pengolahan dan penyimpanan.
Berdasarkan
asalnya, antioksidan dapat dibedakan atas antioksidan alami dan antioksidan
sintetis. Antioksidan alami berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Komposisi
antioksidan alami antara lain dapat berupa asam amino, asam askorbat, asam
sinamat, flavonoid, melanoidin, asam organic tertentu, zat pereduksi, peptide,
fosfatida, polifenol, tannin, dan tokoferol.
Adanya
zat antioksidan pada rempah-rempah menyebabkan rendang tidak mudah untuk
mengalami ketengikan, walaupun terbuat dari daging dan santan kelapa yang
memiliki kadar lemak tinggi. Hal tersebut tentu sangat menguntungkan dalam
mendukung daya awet dan daya guna rendang.
Kandungan
Gizi
Pemasakan
dengan menggunakan panas sangat bermanfaat untuk mematikan mikroba, dan
meningkatkan cita rasa. Proses pemasakan daging menjadi rendang tidak terlalu
banyak berpengaruh terhadap kadar protein, serta beberapa jenis vitamin dan
mineral. Beberapa vitamin dan mineral jutru meningkat akibat pemakaian
rempah-rempah yang cukup berarti.
Protein
merupakan komponen kimia terpenting yang ada di dalam rendang. Kandungan protein
pada rendang lebih tinggi dibandingkan yang terdapat pada daging kornet dan
abon, yaitu masing-masing 23,16 dan 18 persen. Baca juga Ramuan untuk menggemukkan badan.
Protein
sangat dibutuhkan yaitu proses pertumbuhan,perkembangan dan pemeliharaan
kesehatan tubuh yang optimal. Protein daging telah mudah dicerna dibandingkan
dengan protein yang bersumber dari bahan pangan nabati. Nilai protein daging yang
tinggi disebabkan oleh kandungan asam-asam amino esensialnya yang lengkap dan
seimbang Asam amino esensial merupakan pembangun protein tubuh yang harus
berasal dari makanan (tidak dapat dibentuk di dalam tubuh).
Selain
kaya akan protein, rendang juga mengandung energy sebesar 193 kkal/100 gram,
yaitu lebih rendah dibandingkan daging kornet dan abon. Rendang memilki kadar
lemak lebih rendah dibandingkan kornet dan abon. Sebagian besar lemak pada
rendang berasal dari santan yang digunakan dalam pemasakan. Di lain pihak,
kehadiran santan sangat diperlukan untuk penciptaan rasa gurih pada rendang.
Oleh karena itu, santan perlu diatur jumlahnya, supaya dapat memberikan rasa
gurih tetapi tidak terlalu menimbulkan risiko bagi penimbunan lemak di dalam
tubuh.
Rendang
kaya akan mineral kalsium, fosfor, dan besi, yaitu masing-masing 474, 211, dan
14,9 mg per 100 gram, lebih tinggi dibandingkan kornet dan abon. Rendang juga
mengandung sejumlah vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, niasin, dan asam
pantotenat, yang sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh.
Tabel Komponen Antimikroba Pada Bumbu
Rendang dan Jenis Mikroba yang Dipengaruhi
NAMA BAHAN
|
KOMPONEN ANTIMIKROBA
|
MIKROBA YANG
DIPENGARUHI
|
Cabe merah (Capsicum
annum)
|
Kapsaisin, limonene, linalil, metilsalisilat
|
Escherichia
coli dan Staphylococcus
aureus
|
Serai (Cymbopogan
nardus)
|
Geraniol dan sitronelal
|
S. typhimurium
|
Kunyit (Curcuma longa)
|
Kurkumin
|
Bacillus
subtilis, Lactobacillus acidophilus, S. aureus
|
Ketumbar (Coriandrum
sativum)
|
Linalool, terpinan, geraniol, pinen, limonen
|
S. aureus
|
Daun jeruk (Citrus
hystrix)
|
S. aureus, E.
coli, A. aerogenes
|
|
Jahe (Zingiber
officinate)
|
Sesquiterpen, farnesen, metal heptanon, sineol,
zingeron, gingerol
|
Bacillus
subtilis
|
Bawang merah (Allium
cepa)
|
E. coli, S.
aureus,
L.
monocytogenes, Shigella dysentriae
|
|
Lengkuas (Alpinia
galangal)
|
Galangin, galangol, kamfer, eugenol
|
S. aureus, B.
cereus
|
Daun Salam (Laurus
nobilis)
|
Cineol, linalool, eugenol, geraniol, geranil,
|
Clostridium
botulinum
|
Tabel 2. Komposisi Gizi per 100 Gram
Daging Rendang Dibandingkan Daging Segar, Kornet dan Abon Sapi
ZAT GIZI
|
DAGING SAPI
|
RENDANG
|
DAGING KORNET
|
ABON
|
Energi (kkal)
|
207
|
193
|
241
|
212
|
Protein (g)
|
18,8
|
22,6
|
16,0
|
18,0
|
Lemak (g)
|
14,0
|
7,9
|
25,0
|
10,6
|
Karbohidrat (g)
|
0
|
7,8
|
0
|
59,3
|
Kalisum (mg)
|
11
|
474
|
10
|
150
|
Fosfor (mg)
|
170
|
211
|
170
|
209
|
Besi (mg)
|
2,8
|
14,9
|
4,0
|
12,3
|
Vit. A (SI)
|
30
|
69
|
0
|
0
|
Vit. B1 (mg)
|
0,08
|
0,12
|
0,01
|
0,17
|
Air (g)
|
66,0
|
57
|
53,0
|
7,1
|
Sumber : Direktorat Gizi, DepKes (1992)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar