Rawon merupakan masakan tradisional khas Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Wisatawan asing biasanya menyebut rawon sebagai the black soup, karena kuahnya yang hitam akibat penggunaan kluwak. Dewasa ini, seni memasak rawon dan budaya makan rawon telah menyebar ke berbagai wilayah Indonesia. Dapat dikatakan, tidak ada daerah yang tidak mengenal rawon.
Dengan gizi yang terkandung dalam makanan rawon, itu merupakan cara menaikkan berat badan yang baik. Perkembangan rawon yang begitu pesat di Indonesia awalnya terjadi melalui mobilisasi masyarakat Jawa TImur ke berbagai penjuru Tanah Air. Akan tetapi, karena rasanya yang enak dan dapat diterima oleh sebagian besar lidah penduduk Indonesia, maka perlahan tetapi pasti rawon menjadi salah satu khazanah masakan Indonesia, tentu saja dengan berbagai modifikasi yang disesuaikan dengan selera dan adat makan setempat.
Modifikasi
tersebut menyebabkan ada sedikit perbedaan antara rawon di Jawa Timur dan di
Lombok. Rawon Jawa Timur biasanya menggunakan taoge (kecambah kacang hijau)
yang pendek, tetapi rawon di Lombok menggunakan taoge panjang. Di Yogyakarta
ada makanan sejenis rawon, namanya brongkos. Brongkos mirip dengan rawon, hanya
saja kuahnya lebih cokelat. Kuah brongkos menggunakan santan yang yang dipadukan dengan keluak.
Rawon
Setan dan Rawon Nguling
Paling
tidak ada dua pengusaha waralaba rawon yang terkenal saat ini, yaitu rawon
setan dan rawon nguling. Keduanya memiliki ciri khas masing-masing. Puluhan
tahun yang lalu di zaman revolusi, di tengah kota Surabaya ada sebuah warung
rawon yang hanya buka di malam hari, yaitu antara pukul 23.00 hingga 02.00.
Oleh karena bukanya hanya di malam hari, maka rawon tersebut dikenal sebagai
rawon setan. Kala itu, walaupun rawon setan ini cuma warung tenda di pinggir
jalan, tapi konsumennya banyak yang bermobil mewah, dan datang dari luar Kota
Surabaya. Mereka rela mengantre lama sambil berdiri di pinggi jalan demi
menikmati semangkuk rawon.
Saat
ini, penjualan rawon setan dilakukan dengan cara yang lebih modern yaitu di
sebuah rumah makan yang dibuka dari siang hingga malam hari. Depot rawon setan
juga sudah merambah ke luar Surabaya. Saat ini terdapat lebih dari 20 depot
rawon setan di Surabaya dan Jakarta.
Yang
khas dari rawon setan adalah potongan dagingnya besar-besar, bumbunya meresap
ke dalam potongan daging, teksturnya empuk dan terasa khas, kuahnya hitam
pekat, agak encer dan cenderung asin. Ciri khas lain dari rawon setan adalah
sambalnya yang begitu pedas dan bikin orang berkeringat saat mengonsumsinya.
Rawon setan biasa dihidangkan dengan sepiring nasi hangat. Aksesoris lain dari
rawon setan adalah taoge, telur asin, krupuk udang, irisan jeruk nipis, dan
sambal cabai.
Selain
rawon setan, dikenal pula rawon nguling. Rawon nguling berawal pada tahun 1940,
dari sebuah kedai kecil yang semula hanya melayani para petani setempat. Kini
gerai rawon nguling sudah menyebar di banyak daerah, seperti Surabayam
Sidoarjo, Malang, Pandaan, dan Jakarta.
Tampilan
rawon nguling cenderung hitam keabu-abuan, sedikit berminyak dan disajikan
dalam keadaan panas. Di restoran rawon nguling, rawon disajikan dengan banyak
pilihan, seperti: rawon dengkul (bagian
lutut sapi yang dimasak dalam kuah rawon), rawon iga sapi, rawon buntut, rawon
lidah, rawon limpa, dan lain-lain yang semuanya diolah serba rawon.
Nilai
Gizi Rawon
Nilai
gizi rawon dipastikan sangat beragam satu sama lain, karena sangat tergantung
kepada jenis bahan yang digunakan, cara pengolahan, dan cara penyajiannya.
Selain dengan sepiring nasi, rawon juga biasa disajikan bersama-sama dengan
taoge, telur asin, kerupuk udang/emping/tempe/paru goreng, dan sambal cabai. Protein
pada rawon bersumber dari daging sapi yang merupakan bahan baku utama. Selain
protein, daging juga memberikan sumbangan lemak, vitamin, dan mineral. Komponen
taoge, bumbu, dan sambal berkontribusi pada kandungan mineral dan vitamin
rawon. Secara umum komposisi gizi per 100 gram rawon, nasi, telur asin, taoge,
kerupuk udang, dan tempe goreng dapat dilihat pada Tabel.
Andaikan
seorang konsumen hanya mengonsumsi semangkuk rawon (200 gram) dan sepiring nasi
(150 gram), maka perolehan zat gizi minimalnya adalah: energy 390 kkal,
karbohidrat 67,7 gram, protein 15,3 gram, lemak 5,4 gram, serta sejumlah
vitamin dan mineral. Jika kebutuhan energy seseorang dalam sehari adalah 2,000
kkal, maka semangkuk rawon dan sepiring nasi telah memberikan sumbangan energi
minimal 20 persen. Perolehan zat gizi tentu saja akan bertambah jika konsumen
tersebut juga mengonsumsi telur asin, taoge, kerupuk udang, dan lainnya. Dengan
demikian menyantap satu paket hidangan rawon memberikan konstribusi zat gizi
yang cukup besar terhadap kebutuhan zat gizi sehari-hari. Begitulah cara menambah berat badan dengan makan rawon.
Manfaat
Keluak dalam Rawon
Keluak
merupakan salah satu jenis rempah yang menyebabkan kuah rawon menjadi berwarna
hitam. Keluak mengandung antioksida dan antibakteri. Keluak mengandung vitamin
C dalam jumlah cukup besar yang berperan sebagai antioksidan. Antioksidan
merupakan komponen yang dapat menetralkan radikal bebas. Radikal bebas
merupakan komponen yang berbahaya bagi kesehatan, karena dapat menyebabkan
terjadinya berbagai penyakit.
Keluak
juga mengandung antibakteri, yaitu asam sianida dan tannin. Senyawa tersebut
dapat merusak membran sel bakteri. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan
bakteri dalam makanan akan terhambat dan mati. Adanya senyawa antibakteri
tersebut membuat makanan menjadi lebih tahan lama dan tidak cepat basi. Dengan
kata lain, keluak dapat disajikan sebagai bahan pengawet alami makanan.
Waspadai
Daging Sapi Berlemak
Daging
sapi merupakan salah satu jenis bahan pangan hewani yang dapat menjadi sumber
protein yang penting bagi tubuh. Namun, biasanya daging sapi yang digunakan
untuk membuat rawon adalah daging sapi yang berlapis lemak. Yang perlu
diwaspadai dari daging sapi yang berlemak adalah kandungan kolesterolnya.
Daging sapi berlemak mempunyai kadar kolesterol sebesar 1.250 mg / 100 gram
bahan.
Boleh-boleh
saja mengonsumsi daging sapi yang berlemak, tetapi sebaiknya jangan terlalu
sering atau dibatasi jumlah konsumsinya. Konsumsi daging sapi berlemak secara
berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah,
sehingga memicu terjadinya beberapa penyakit, seperti penyakit jantung dan stroke.
Untuk
menghindari bahaya kolesterol, maka penggunaan daging sapi berlemak dapat
diganti dengan sapi tanpa lemak. Cara lainnya adalah dengan menyampur daging
sapi berlemak dengan daging sap yang tanpa lemak. Daging sapi tanpa lemak
mengandung kolesterol lebih rendah dibandingkan daging sapi berlemak, yaitu 600
mg/100 g bahan. Dengan demikian, daging sapi tanpa lemak lebih aman untuk
dikonsumsi.
Taoge
Bukan Sekadar Pekengkap
Kehadiran
taoge pada hidangan rawon memiliki arti yang sangat penting. Selain member rasa
manis, keberadaan tauge juga member sumbangan gizi yang cukup berarti.
Komposisi gizi per 100 gram taoge terdiri dari: energy 34 kkal; protein 3,7
gram; lemak 1,2 gram; karbohidrat 4,3 gram; kalsium 166 mg; fosfor 74 mg; besi
0,8 mg; vitamin B1 0,09 mg; vitamin C 5 mg.
Hingga
saat ini taoge dipercaya sebagai bahan pangan untuk meningkatkan kesuburan
(antimandul). Kepercayaan tersebut timbul kemungkinan terkait dengan kenyataan
bahwa taoge adalah sumber vitamin E (alfa-tokoferol) yang cukup potensial.
Vitamin E merupakan antioksidan yang dapat melindungi sel dari serangan radikal
bebas. Dengan mengonsumsi taoge yang kaya akan vitamin E, ada kemungkinan
vitamin E tersebut akan melindungi sel-sel telur atau spermatozoa dari berbagai
kerusakan akibat serangan radikal bebas.
Tip
dalam Mengonsumsi Rawon Agar Kesehatan Tetap Terjaga Sebagai Berikut:
1.
Imbangi konsumsi rawon dengan
konsumsi sayur dan buah. Kandungan serat pangan pada sayur dan buah dapat
meningkatkan ekskresi kolesterol yang berasal dari daging sapi berlemak yang
ada di dalam rawon.
2.
Imbangi konsumsi rawon dengan
berolahraga secara cukup agar tidak terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh,
penyebab kegemukan dan obesitas. Cara menggemukkan badan pria yaitu dengan makan makanan bergizi diimbangin dengan olahraga.
Tabel Kandungan Gizi Per
100 Gram Rawon dan Bahan-Bahan Pelengkapnya
Zat Gizi
|
Rawon
|
Nasi
|
Telur Asin
|
Taoge
|
Kerupuk Udang
|
Tempe Goreng
|
Energi (kkal)
|
60
|
180
|
179
|
34
|
359
|
350
|
Protein (g)
|
5,4
|
3,0
|
13,6
|
3,7
|
17,2
|
24,5
|
Lemak (g)
|
2,5
|
0,3
|
13,3
|
1,2
|
0,6
|
26,6
|
Karbohidrat (g)
|
4
|
39,8
|
4,4
|
4,3
|
68,2
|
10,4
|
Kalsium (mg)
|
272
|
25
|
120
|
166
|
332
|
202
|
Fosfor (mg)
|
153
|
27
|
157
|
74
|
337
|
296
|
Besi (mg)
|
3,3
|
0,4
|
1,8
|
0,8
|
1,7
|
4,9
|
Vitamin A (RE)
|
10
|
0
|
253
|
20
|
50
|
78
|
Vitamin B1 (mg)
|
0,09
|
0,05
|
0,28
|
0,09
|
0,04
|
0,24
|
Air (g)
|
86
|
56,7
|
66
|
90
|
12
|
36,8
|
Sumber : Mahmud,
et al (2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar